ETIKA KOMUNIKASI
The principle governing
comunnication
The Right and wrong
aspects of it
The moral-imoral
dimensions relevan to
Interpersoal
communication.
Pada dasarnya, manusia
merupakan makhluk monodualistis yang artinya bahwa manusia bukan hanya sebagai
makhluk individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial
merupakan zoom politicon yang berarti manusia dikodratkan untuk hidup
bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Kesimpulannya, manusia selalu
membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya, sehingga mereka akan dituntut
untuk saling bekerjasama dalam kehidupan, itulah hakekat sebagai makhluk
sosial. Nah, di dalam kehidupan sebagai makhluk sosial akan terjadi interaksi
antar manusia yang disebut sebagai ‘komunikasi’.
Seiring berkembangnya
ilmu, komunikasi mulai terbentuk menjadi beberapa model komunikasi dengan
definisi yang berbeda-beda. Beberapa model komunikasi terbentuk dengan tujuan
untuk memudahkan dalam memahami proses komunikasi hingga melihat komponen dasar
dalam suatu komunikasi. Nah, dari berbagai model komunikasi, terdapat salah
satu model komunikasi yaitu model komunikasi Aristoteles yang akan dibahas pada
artikel kali ini.
Pengertian Model
Komunikasi Aristoteles
Aristoteles (384 – 322)
SM merupakan salah seorang filsuf Yunani yang merumuskan model komunikasi
dengan model yang paling klasik di antara model komunikasi lainnya. Pada
umumnya, para pakar komunikasi menyebutnya sebagai model retoris (Rhetorical
model). Inti dari model komunikasi ini serupa dengan model komunikasi
persuasi yang tujuannya mengubah sikap komunikan atau penerima pesan.
Ilmu Retorika
Ilmu retorika awalnya
dikembangkan di Yunani yang bersinggungan dengan ilmu seni berbicara.
Pengertian retorika sendiri merupakan sebuah teknik ‘bujuk-rayu’ secara persuasi
melalui karakter dan emosional seorang komunikator.
Di dalam buku Retorika
Aristoteles menyampaikan dan merumuskan bahwa komunikasi dapat berjalan karena
adanya 3 unsur yang di antaranya:
1. Speaker
Pembicara ini seperti
yang dikatakan pada artikel sebelumnya adalah sebagai komunikator atau
penyampai pesan. Pada umumnya komunikator atau pembicara ini bertindak dengan
sifat yang minoritas alias lebih sedikit daripada penerima pesan.
2. Message
Pesan di sini merupakan
suatu informasi yang akan disampaikan dari pembicara atau komunikator kepada
komunikan atau penerima pesan. Pesan di sini berisi informasi yang hendak
disampaikan dan berfungsi dan berharap untuk mendapatkan timbal balik dari
komunikasi.
3. Listener
Pendengar di sini
merupakan lawan bicara dari pembicara atau biasa disebut sebagai komunikan.
Yang mana fungsinya sebagai penerima pesan atau informasi dengan sifat sebagai
mayoritas atau lebih banyak daripada pembicara. Dari ketiga aspek tersebut,
maka Aristoteles memiliki diagram model komunikasi yang disebut sebagai diagram
model komunikasi Aristoteles.
Aristoteles dalam rumusan
model komunikasi ini telah fokus pada komunikasi retoris atau biasa disebut
sebagai komunikasi public (public speaking) atau pidato.
Segitiga Reorika Eristoteles
Segitiga retorika
merupakan metode dalam penyusunan beberapa kalimat yang tepat yang bersifat
persuasi. Nah, segitiga retorika ini di antaranya sebagai berikut:
1.
Etos
Ethos merupakan salah
satu komponen dalam suatu opini yang bertujuan untuk menegakkan suatu kepercayaan
pada pendengar terhadap kemampuan si pembicara. Hal ini dapat dilihat dari
suatu otoritas atau rasa suka si pendengar pada si pembicara. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan, etika dan sifat komunikator harus meyakinkan. Ada
tiga kategori ethos yang di antaranya adalah sebagai berikut:
-Phronesis, atau biasa
disebut sebagai kemampuan dan kebijaksanaan pada si pembicara. Hal ini dapat
dilihat dari kecerdasan seorang pembicara.
-Arate, atau biasa
disebut kebaikan dan kehebatan pada si pembicara. Hal ini dapat dilihat dari
kredibilitas dan reputasi seorang pembicara.
-Eunoia, atau biasa
disebut sebagai niatan yang baik dari si pembicara. Hal ini dapat dilihat dari
tujuan seorang pembicara ketika menyampaikan pesannya.
2.
Logos
Logos merupakan isi dari
opini yang disampaikan. Isi dari opini haruslah menarik dan berdasarkan logika
juga secara real, agar dapat diterima oleh pendengar dan tidak terkesan
dibuat-buat. Data dari opini tersebut haruslah akurat dengan bukti yang
otentik. Isi opini yang mendalam dan mudah dipahami akan meningkatkan ethos
dari si komunikator. Adapun beberapa hal yang dapat mengantar logos menjadi
menarik di antaranya:
-Struktur bahasa yang
rasional dan proporsional sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas oleh
komunikan.
-Kejelasan dari beberapa
bukti pada suatu opini.
-Persiapan sebelum
menyampaikan pesan atau opini.
3.
Phatos
Phatos merupakan sesuatu
yang dijadikan sebagai daya tarik dari seorang komunikator. Daya tarik ini
dapat berupa emosional dan isi dari opini atau pesan yang disampaikan.
Penyampaian pesan inilah yang dapat menguatkan unsur persuasi pada suatu pesan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa phatos merupakan penentu dari isi pesan yang
disampaikan komunikator.
Itulah sekilas informasi
mengenai model komunikasi yang dirumuskan oleh Aristoteles. Sehingga dapat
dikatakan rumusan model komunikasi di atas sebagai model komunikasi
Aristoteles. Kesimpulannya, bahwa model komunikasi Aristoteles ini merupakan
model komunikasi yang paling mendasar di antara model komunikasi lainnya.
Writer : Mujib
Komentar
Posting Komentar