MINIMALISME

 



·         Filsafat Minimalisme

Dalam buku Break The Twitch karya Anthony Ongard, minimalis di artikan sebuah gaya hidup yang berfokus kepada meminimalkan gangguan atau distraksi yang dapat membuatmu untuk melakukan hal yang benar-benar penting saja. Sedangkan Joshua Becker penulis Becoming Minimalist mendifinisikan minimalis adalah tentang mendapatkan apa yang membuatmu bahagia dan menghilangkan yang membuatmu tidak bahagia, praktis dan sederhana. Ketika kamu menerapkan hidup minimalis artinya kamu menyederhanakan hidup untuk sebuah kualitas. Berapa banyak waktu yang kamu habiskan di aplikasi market place? berapa banyak barang yang masih menggantung di keranjang belanja mu?  namun belum tahu kapan akan kamu bayar ,mungkin ada banyak barang disana yang kamu inginkan. Meski begitu, kamu masih bisa hidup nyaman tanpa barang-barang tersebut bukan? Kenyataannya, kita hanya membutuhkan sangat sedikit barang. Dan semua yang telah kita miliki sesungguhnya telah cukup untuk membuat kita hidup.

“Puaslah dengan apa yang kamu miliki; bergembiralah dengan apa adanya. Ketika kamu menyadari tidak ada yang kurang, seluruh dunia adalah milikmu” Lao Tzu.

·         Tanggung Jawab

Banyak barang, banyak tanggung jawab, banyak tanggung jawab mendatangkan banyak masalah. Sadarkah kamu, bahwa setiap barang yang kamu miliki memerlukan tanggung jawab baru? jika barang tersebut kamu membelinya dengan kredit maka setiap bulan kamu perlu menyisihkan sebagian penghasilan mu untuk membayar nya, sementara kesenangan membeli barang baru tersebut mungkin hanya kamu rasakan hanya beberapa saat saja, perasaan yang paling buruk adalah barang tersebut tidak menarik dan bermanfaat untuk mu, namun kamu masih harus membayar cicilannya setiap bulan. Memiliki barang berarti kamu harus menyimpan nya, jika kamu hobi berbelanja pakaian, maka kamu perlu memiliki lemari yang besar. Jika kamu hobi bergonta ganti sepatu, maka kamu perlu memiliki rak sepatu yang bisa memuat banyak pasang sepatu. Masalah penyimpanan ini terlihat sepele hingga lemari penyimpanan mu penuh dan kamu bingung harus menaruhnya dimana lagi. Belum lagi masalah perawatan, Laundry pakaian, sol sepatu yang lepas, barang-barang yang berdebu, perawatan mesin kendaraan, serta service rutin. Semua perawatan ini bukan hanya memerlukan tenaga, tetapi juga waktu dan biaya. Tanggung jawab lainnya adalah ketika kamu sudah mulai bosan dengan barang tersebut atau rumahmu sudah terlalu penuh oleh barang yang baru. Menjualnya kembali bukan perkara mudah. Memberikan pada orang lain terlalu sayang, sementara untuk membuangnya kamu tidak sampai hati. Akhirnya kamu simpan bertahun-tahun barang-barang tersebut di gudang hingga kondisinya semakin buruk dan hanya akan masuk ke tempat sampah.  

Seberapa sering kamu mengalami hal ini ? Berapa banyak barang di rumahmu yang tidak benar-benar kamu gunakan atau kamu rasakan manfaatnya ?

·         Mengurangi Stres

Mereka yang menerapkan hidup minimalis sangat mempercayai banyaknya barang justru menambah stres dan sebaliknya menerapkan hidup minimalis justru mengurangi stres dan menambah kebahagiaan. Bagaimana tidak, secara finansial keuangan mereka lebih hemat karena tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, sehingga mereka bisa mempunyai tabungan yang lebih banyak dan perasaan aman dari kesulitan ekonomi mereka hidup apa adanya dan tidak memaksakan diri. Menerapkan hidup minimalis berarti memiliki banyak ruang nyaman untuk bergerak, rumah tidak penuh dengan barang-barang dan lebih leluasa untuk beraktivitas dan dari segi waktu, hidup minimalis membuat seseorang terbebas dari tanggung jawab membersihkan, merapikan atau merawat banyaknya barang. Kamu bisa menggunakan waktu akhir pekan untuk istirahat dan bersantai dengan keluarga bukan membereskan dan memberssihkan banyaknya barang.

“Rumahmu seharusnya menjadi penangkal stres, bukan penyebabnya.’’ – Peter Walsh

·         Memulai Hidup Minimalis

Untuk memulai hidup minimalis perlu tekad yang kuat apalagi jika kamu type orang yang konsumtif, kamu perlu mengubah mindset  bahwa kamu perlu memiliki barang yang memang kamu butuhkan dan memberikan arti untukmu bagian terberatnya adalah kamu perlu merelakan barang-barang yang tidak bermanfaat.

1.      Kenali Diri

Kamu perlu mengenal diri kamu lebih baik untuk mengetahui apa saja kebutuhan mu, barang apa saja yang membantumu dan barang apa saja yang kehadirannya justru merepotkanmu profesi, hobi dan aktivitasmu sehari-hari menjadi pertimbangan besar dalam menentukan barang-barang ini.

2.      Decluttering

Decluttering adalah kegiatan memilah barang-barang, kamu perlu membersihkan barang-barang yang tidak kamu perlukan seperti souvenir, pakaian yang tidak muat, sepatu yang tidak nyaman masukan dalam list ini. Kamu tidak haarus membuangnya, untuk barang yang kondisi cukup baik kamu bisa menjualnya atau memberikan kepada teman dan keluargamu, kegiatan decluttering ini kamu perlu lakukan setidaknya 5 atau 6 bulan sekali.

3.      Merelakan Barang

Merelakan barang memang tidaklah mudah, apalagi ada cerita emosional dibalik barang tersebut namun rumah kamu bukanlah museum untuk menyimpan barang bersejarah, kamu perlu berpikir rasional apakah barang tersebut benar-benar berharga untuk disimpan, kamu bisa membuat poto atau vidio untuk menggenang barang tersebut bersamamu dan lalu menggugahnya di sosial media bila sangat ingin menggenangnya.

“Hanya karena sesuatu membuatmu bahagia dimasa lalu, bukan berarti kamu harus menyimpanya selamanya.’’ – Melva Green

 

4.      Memiliki Barang Sesuai Kebutuhan

Selanjutnya kamu perlu memastikan barang yang akan kamu bawa masuk kerumahmu adalah barang-barang yang benar kamu butuhkan, baik barang yang kamu dapatkan dengan cara membeli memang ada kebahagian tersendiri ketika kita membeli memakai uang sendiri, namun disinilah tantangannya.

5.      Membeli Barang Berdasarkan Kualitas

Pernahkah kamu membandingkan kualitas eletronik dengan harga murah dengan harga wajar ?, berapa lama masa pakainya ?,  barang yang murah memiliki kualitas yang kurang baik sehingga waktu memakainya lebih singkat. Selalu utamakan kualitas ketika membeli barang. Ini tidak berarti kamu harus membeli barang yang mahal dengan vitur paling lengkap, kamu bisa membeli barang dengan vitur yang kamu perlukan dan dengan kuliatas yang terpercaya sehingga harga yang harus kamu keluarkan dapat sebanding dengan manfaat dan waktu yang kamu gunakan.

6.      Gunakan Barang Hingga Habis

Belilah barang baru ketika barang lama sudah habis atau rusak, jangan membeli hanya untuk stok yang pada kenyataannya justru menumpuk hingga mendekati masa kadaluarsanya.

7.      Peduli Lingkungan

Dengan menerapkan hidup minimalis kamu juga secara tidak langsung telah berkontribusi pada penyelamatan ligkungan, seorang yang minimalis lebih mengutamakan kualitas barang dari pada barang yang ringkih dan mudah rusak barang-barang di produksi dengan kualitas yang rendah dan banyak menghasilkan limbah. Betapa sayang ketika  barang tersebut dalam waktu singkat telah berubah menjadi sampah kembali.

Hidup minimalis tidak berarti bahwa kamu harus hidup dalam keterbatasan, tetapi justru membawa kebahagian melalui mengubah mindset dan secara sadar membiasakan diri untuk mempertahakan hal yang benar-benar penting mengetahui hal apa yang membuat kita bahagia yang memudahkan kita dan mempertahankan apa yang berharga bagi kita, jika kamu merasa bahwa sesuatu ada yang tidak penting, merugikan, atau menyita pikiran maka jangan ragu untuk merelakannya.

“Semakin banyak yang kamu miliki , semakin kamu sibuk. Semakin sedikit yang kamu miliki, kamu semakin bebas.’’ – Bunda Teresa

Writer: Mujib

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabinet Resnawa - Kamush Periode 2024/2025

Milad Kamush Ke-11 Tahun: Bersinergi Menjalin Ikatan Dalam Membangun Rasa Kekeluargaan dan Kebersamaan Untuk KAMUSH yang Maju dan Terdepan

Kesuksesan PBAK Fakultas Ushuluddin dan Humaniora: Tiga Hari Penuh Semangat dan Kebersamaan